Rabu, 02 Oktober 2013

Cerpen : Sepiring Heikeng

By Risty Nandaditya

Seperti biasa setiap hari minggu ibu Mia selalu membuat heikeng sebagai lauk-pauk keluarga. Mia pasti menjadi orang pertama yang duduk di meja makan. Ia tak ingin heikeng buatan ibunya terjamah dahulu oleh orang lain selain dirinya. Sekalipun ia anak sulung, ia tak ingin kalah dengan Hani adiknya yang berusia 4 tahun lebih muda darinya. Mia dan Hani tak jarang bertengkar. Masalah apalagi kalau bukan makanan. Terkadang ibunya sendiri harus turun tangan melerai kedua kakak beradik itu. Sedangkan, ayah hanya sibuk memberi makan si Fito burung tekukur yang baru dibelinya enam bulan yang lalu.

Asap putih tipis menyeruak di balik tudung saji. Aromanya kini menghantam indra penciuman Mia. Lidahnya kian menari-nari menelan air liur yang tertahan. Matanya tak luput dari tudung saji biru yang mungil itu. Badannya tegap seakan siap berperang untuk menjajal semua heikeng masuk ke dalam perut. Betapa perutnya seperti disodok jarum. Perih. Ia sanggup menahan lapar demi sepiring heikeng buatan ibu.

"Awas ya heikeng nya diambil!!!" pekik ibu kepada Mia.

"Ah, ibu nih ngagetin Mia aja."

"Jangan diliatin terus gitu dong heikengnya, itu kan buat keluarganya Helmi." Sorot mata sang Ibu lekat kepada Mia sambil menggoreng heikeng.

"Yah ibu, Mia nih udah laper banget, Bu!!!" sahutnya sambil manyun.

"Iya ibu tahu, tapi kamu anter dulu kerumahnya Helmi sana, abis itu kamu boleh makan heikeng sepuasnya."

"Ah, nggak mau, Helmi itu sombong, Bu." Mia menggeleng cepat sementara alis tebalnya saling bertemu.

"Loh, bukannya kamu naksir ya dulu sama Helmi," gurau Ibu

"Itu kan dulu, Bu," semprot Mia kesal.

"Loh, apa bedanya dulu dan sekarang?" Ibu tersenyum.

"Ah, ibu ledekin aja terus anaknya, yaudah sini."

Mia lantas bangkit sambil mengambil cepat sepiring heikeng itu. Sungguh. Aroma heikeng itu kembali menyodok hidung Mia. Perutnya terasa semakin tertusuk. Namun, itu tak membuatnya kalah dari pentingnya amanah seorang ibu.

***

"Assalamualaikum...Assalamualaikum...." Berkali-kali Mia mengucap salam namun tak ada jawaban.

"Mama nggak ada!!!" Sekitar semenit kemudian terdengar suara teriakan dari dalam. Mendadak air muka Mia berubah.

"Aku cuma mau kasi ini Helmi, ibu aku yang titip," pekik Mia namun pintu tak kunjung dibuka.

"Ya udah taruh di depan aja."

"Tapi, aku kan mau ambil piringnya lagi, Hel."

"Kamu itu niat gak sih ngasihnya???"

Mia terdiam. Telinganya begitu panas hingga menyambar sampai ke hati. Kepala, otaknya bahkan kini seluruh sistemnya seperti sedang diselimuti lahar panas. Bibirnya tak mampu berujar. Namun, untuk kesekian kalinya ia menerima pesan dari otaknya. Mengapa dulu bisa jatuh cinta sama orang seperti ini? Tiba-tiba seseorang dari balik pintu keluar.

"Aku kan udah bilang taruh aja didepan, ngerti bahasa Indonesia gak sih?" tukas Helmi

"Iya, tapi aku kan mau ambil piringnya lagi." Mata Mia menyipit. Suaranya naik satu oktaf.

"Yaudah sini !!!" Helmi mengambil dengan cepat sepiring heikeng dari tangan Mia. Lantas ia masuk kedalam lagi untuk mencuci piring.

Sementara, Mia masih bersungut-sungut. Wajahnya yang putih bening memerah seperti udang rebus. Kedua sudut bibir ia buat turun ke bawah. Ia berjanji tak akan mengubah wajahnya sampai Helmi kembali di muka pintu.


"Nih... udah aku cuci bersih!!!"

"Bagus deh kalo gitu." Mia biarkan wajahnya membuang ke kanan. Tangan kirinya tercekak di pinggang sementara tangan kanannya menengadah ke arah Helmi untuk mengambil piring heikeng tadi.

"Bilang makasi sama ibu kamu."

Besar-besar Mia melangkah sambil menuju rumah dengan raut wajah tertekuk. Sudah kesekian kalinya ia mendapati hal seperti ini. Ia harus selalu mengukir cerita buruk setelah pulang mengantar sepiring heikeng setiap minggunya. Helmi tetangga paling menjengkelkan sedunia. Itulah kalimat yang acap kali ia lontarkan. Betapa ia sangat bodoh dulunya bisa menyukai Helmi. Anak pindahan dari Jakarta 2 tahun yang lalu itu memang dengan mudah membuat Mia jatuh cinta. Bahkan, Mia dulu selalu mengintip Helmi bermain basket di halaman rumahnya.Tapi, ia tersadar semua hal yang telah ia lakukan salah. Bahkan sangat fatal. Harusnya tanah Kalimantan tak boleh menerima orang pindahan seperti Helmi.

"Gimana Mia, mamanya Helmi udah terima." Ibu keluar sambil melipat celemeknya.

"Yang terima anaknya Ma, tante Yeni lagi nggak ada."

"Udah, makan dulu, heikeng buat kamu udah ada di dapur tuh."

Bentuk wajah Mia kini kembali seperti semula. Hatinya yang tadi terselimuti lahar panas kini berubah menjadi lahar dingin yang segar. Segera ia berlari menuju dapur. Mencomot sebuah heikeng yang masih hangat setelah akhirnya mengambil setumpuk nasi. Disusul dengan derap langkah Hani yang lincah dan ayah yang tak mau ketinggalan menyoletkan heikeng dengan saus madu pedas buatannya sendiri. Kress... Kress...Kress. Begitulah kiranya bunyi daripada heikeng lumpia yang mendarat di setiap lidah anak beranak ini. Sudah lama Mia sadari kerenyahan heikeng buatan ibunya selalu membuatnya lupa dengan kekesalan yang hampir terjadi setiap minggunya.

***
Gadis berusia 15 tahun ini dirundung gelisah. Apa lagi tindakan yang Helmi lakukan terhadapnya pagi ini? Ia sudah menerka-nerka apa yang terjadi. Helmi yang berdiri di depan muka pintu sambil memasang wajah tak senang seakan terusik dengan kehadiran Mia. Ia memutuskan untuk membujuk ibu agar Hani yang mengantar sepiring heikeng pagi ini kerumah Helmi.

"Bu, hari ini Hani aja ya yang nganterin heikeng kerumah Helmi?" bujuknya.

"Kamu ini gimana sih, kamu gak sadar daritadi Hani gak ada, dia kan ada les biola pagi ini." Ibu berkata sambil menggoreng heikeng selanjutnya. Pekerjaan yang kerap kali ia lakukan setiap minggu.

"Apa??? Ya, berarti Mia lagi dong, Bu. Ah males ah Bu," Mia bersungut-sungut. Usahanya kini gagal total.

"Kenapa sih ndok, cuma nganterin aja kok susah banget," celetuk Ayah yang muncul dari pintu belakang.

"Ayah tuh gak ngerti Yah, setiap Mia anter heikeng kesana pasti Helmi yang keluar. Dia lagi, dia lagi."

"Bagus dong, supaya kamu bisa berteman sama dia ndok, ayah gak pernah lihat kamu punya teman di komplek sini." Ayah berkomentar lagi.

"Wajarlah Yah, kan di komplek ini gak ada yang sebaya dengan Mia, ya ada pun cuma Helmi, ah males!!!"

"Kalo bukan kamu siapa lagi yang anter, Mia?" Kini mata ibu membeliak tajam memelototi Mia.

"Iya deh, iya deh!!!"

Mia tahu hanya butuh satu menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke rumah Helmi. Rumah Helmi tepat berada di sebelah kiri rumahnya. Hanya dengan sederet pagar tanaman yang menjadi batas antara rumah mereka. Namun, Mia kian memperlambat langkah kakinya. Setiap langkah di kakinya ia buat mengecil. Tapi selama apapun ia berjalan tetap saja ia harus mengantar sepiring heikeng kerumah Helmi. Mia tiba di muka pintu berukiran khas Jawa ini. Tanpa disuruh hidungnya dengan sigap mengambil udara sedalam mungkin sebelum akhirnya mengucapkan salam.

"Assalamualaikum..." Sesekali Mia mengerjapkan mata. Kemudian, ia melirik sepiring heikeng yang masih hangat di kedua tangan mungilnya itu.

"Waalaikumsalam, eh Mia, ayo silahkan masuk, pasti nganterin heikeng ya, aduh Mia repot-repot deh." Suara yang berbeda. Orang yang berbeda pula. Kali ini mamanya Helmi keluar.

"Gak papa kok Tan, kan udah tradisi tiap minggu." Jarang sekali Mia rasakan tiap hari Minggu bibirnya melengkung sesempurna ini.

"Oh ya, tunggu sebentar ya tante cuci piringnya dulu."

"Oke, tante."

Mia cukup tenang pagi ini karena tidak ada yang menjatuhkan serangan nuklir di hatinya. Namun, setitik hati Mia menyumbangkan sejumlah pertanyaan. Tumben, dia tak ada. Oh mungkin masih tidur, tapi kan ini jam 10. Bukannya Helmi itu rajin olahraga ya? 

Tanpa sengaja mata Mia membidik sesuatu di samping kanannya. Pigura berukuran sedang itu memuat sebuah wajah dengan memegang piala yang mungkin berukuran setengah dari tinggi badan pemilik wajah itu. Disana bertuliskan Juara 1 Badminton Pelajar Putra Tingkat Kota Jakarta 2011. Disebelahnya juga terdapat sebuah pigura memuat sederet wajah memakai baju bernomor. Namun, tak ada tulisan apapun disana.

"Itu, Helmi waktu menang lomba bulu tangkis di Jakarta, kalau yang disebelahnya itu team basket sekolah Helmi waktu SMP." Mamanya Helmi muncul dari balik sekat.

"Ehm,Helmi suka olahraga ya Tan?" Entah apa yang membuat Mia bertanya seperti itu. Dirinya pun tak tahu. 

"Iya, nurun dari papanya, oh ya nih piringnya Mia udah tante cuci."

"Oh ya udah Mia pulang dulu ya Tante."

Ada sesuatu menyelinap di balik hati Mia. Sampai-sampai membuat lidah Mia ingin melontarkan kata-kata yang sebenarnya berat untuk ia tanya. Tapi, lidahnya kelu. Bukankanh bertanya tentang keberadaan Helmi adalah sesuatu yang paling tidak penting pikirnya.

"Oh ya Mia, hampir tante lupa, ada titipan dari Helmi, tunggu sebentar ya." Mamanya Helmi kembali berlalu.

Mia tercenung sejenak. Helmi menitipkan sesuatu padanya? Bagaimana bisa?

"Nih ada surat buat kamu dari Helmi, Helmi itu ada-ada saja Mia, udah zaman sms malah pake surat." Mamanya Helmi terkekeh kecil.

Mia terkesiap melihat surat putih terikat pita biru itu. Dirinya seakan belum percaya Helmi menitip surat padanya. Apa isinya ya, gumamnya dalam hati.

"Tenang aja, tante belum buka kok, ini emang khusus buat kamu dari Helmi, oh ya Helmi emang lagi gak ada dia lagi pergi tanding basket ke Jakarta sama teman-temannya, mungkin tiga minggu lagi baru pulang."

Mia merasa beruntung. Tidak perlu lagi ia letih membuang suaranya bertanya tentang keberadaan Helmi. Namun, ia punya waktu yang lebih penting. Membaca surat yang kini hinggap di tangannya. Secepat kilat ia bergegas pulang. Sementara, Yeni mamanya Helmi tersenyum dibalik gorden melihat kelakuan anak gadis ini.

***
Mia masih menimang-nimang segulung surat dari Helmi itu. Surat itu benar-benar membuat ia lupa dengan sepiring heikeng yang telah tersaji di dapur. Bahkan, berkali-kali sang ayah harus memanggil nama anak gadis pertamanya ini. Ia tahu anak gadisnya ini tidak pernah melakukan apapun sebelum melahap heikeng buatan istri tercintanya. 

Mia duduk di meja belajarnya. Kadang ia cemberut. Kadang ia tersenyum. Ia tahu betapa Helmi telah sering membuatnya kesal dan betapa Helmi pernah membuatnya jatuh cinta. Dan laki-laki itu kini menulis surat untuknya. Pelan-pelan ia buka surat itu.

Dear Mia,


Kamu pasti kaget ya dapat surat dari aku pagi ini. Ya aku tahu, agak sedikit norak untuk nulis surat zaman sekarang. Tapi, gimana mungkin aku mau sms kamu, nomor handphone kamu aja aku nggak punya. Oh ya, Mia aku tahu pagi ini kamu udah ngantarin sepiring heikeng buat keluargaku dan yang nerima pasti mamaku. Bener kan? 

Iya aku tahu selama ini memang aku yang selalu nerima sepiring heikeng dari kamu. Kamu pasti jengkel? Tapi, aku mohon jangan lama-lama ya jengkelnya. Hehehe, perlu kamu tahu, aku yang selalu minta sama mamaku agar aku yang nerima sepiring heikeng dari kamu. Setiap minggu aku selalu nunggu kamu dibalik kaca riben rumahku. Kamu nggak tahu, kan? Sayangnya pagi ini kamu telat nganterin heikengnya, aku udah keburu berangkat ke Jakarta jam setengah 7 pagi tadi. 

Tapi nggak apa-apa kok. Itu artinya udah yang ke 85 kali kamu kasi sepiring heikeng buat keluargaku. kamu pasti gak pernah ngitung berapa kali kamu nganter sepiring heikeng kerumahku, kan? Kurang kerjaan juga. Itu artinya untuk yang ke 88 kali berarti kamu harus 3 kali lagi nganterin sepiring heikeng kerumahku. Jujur aku suka sekali dengan angka 8. Oh ya, aku ingin kita ketemu lagi saat ke 88 kalinya kamu nganter sepiring heikeng kerumahku. Aku pasti udah pulang kerumah kok. Soalnya ada sesuatu yang mau aku omongin sama kamu. Dan ini menyangkut HATI.

Salam,



Cowok Bertanggal Lahir 08-08-98

(085252080898)

Mia biarkan kedua sudut di pipinya itu tertarik indah. Teriak ayahnya sanggup mengalahkan hatinya yang berbunga-bunga. Perasaanya kian berdebar. Namun, debarnya hari ini pasti kalah dengan debar hatinya tiga minggu yang akan datang.


***



Go Staedtler - Banana Leaf (Season 3)

Assalamualaikum Wr Wb


Hello guys,

Well, I will tell you again about happiness which spent by Banana Leaf. Honestly, we still not satisfied with the competition before. For that, after we looked this competition on internet. Without wasted our time, we directly planned something. And for your information, the prize is very fabulous, wonderful, amazing tralala. :). Singapore is a main prize that offered. Singapore again and again. Of course, we truly amazed with this prize. We had imagine if we truly could be the winner in this competition. Not only us who felt happiness but our family surely would be proud to us. What a fantasy !!! 

Don't you know??? If Banana Leaf has taken action, the crazy idea will appear. We decided to take video at Matahari Mall and some another place. Shortly, we finally took video around 11 am. According to us, the condition of mall seemed quiet. What a exact time!!! And, we won’t to waste that condition. Funstation is first place where we visited. You are sure know what will we do there??? For this time, I became first target. Ow Ow Ow ! I should ride one of the game in there. You know Odong-Odong? Yay, Right! I should ride on Duck Odong-Odong.. Oh, when I'm 16th yo, I should.... should....Sorry, I can't say that again. Shame??? How I possible haven't shy on that time? While, the people who sang in Karaoke Box in my back saw me with astonish expression. So, this is my embarrased moment.=.=

Enough !!! Don't see it too long
Please, forget it. Then, we went to toilet. Not to poop or pee. But, took video again. Alhamdulillah, toilet still quiet. So, we could take video as much as possible. For this time, Wita and me became the next target. Shadela??? What a luckily of her !!! She wasn’t there section in there. This is...

Not too shameful
Just simulate

On the night, we continued to take video. Well, Shadela section.. Hahahaha... She should take a bath using shower in my bathroom. Can you imagine that??? She should totally acting for that time. Like shampoo ad stars. Hohoho..And this is her...


One

Two

Three

While, Shadela was drying her body. We still had section again. What is that??? Well, this is last part. Wita must be a shaman. You know shaman??? In Indonesia shaman called DUKUN...Because the day was getting dark. We done of all as soon as possible. Tadaaaaaaa. Finally, Wita became a shaman. Maybe, Wita and Shaman are alike now. LOL... To be honest, we couldn't stop to laugh. Because, Wita is different, now. Black eye shadow, black lipstick, black teeth (you know? Wita took black duct tape to her teeth, hahaha), all of BLACK.. Huhuhu Scary. Beside that, we also arranged a few of candle to add fear condition. After all of done, we continued to take video. Oh ya, I'm forget. Beside the three of us, Syifa always there from beginning until the end. She also helped us to take video. What a camerawoman !!! FYI, she is wita's sister. Thanks For Syifa. Ok... This is our video after edited.

 This is our narsis video

Our fight have not finished. We have to accumulate for LIKE on facebook. Such a tiring work !!! Without any sense of shame. We always shared our video on Facebook Chat. Not only our friend, But, all of the people in Pontianak knew with our video. Lebay!!! Finally, our video got 1000+ Likes succesfully. Alhamdulillah, we truly glad with it. 



Thanks for all of friends who helped us. Even, our video had been a video with the most likes than other video. It means, our dream to go to Singapore will be reached. We really really excited and we also had fantasy if we truly could go to Singapore. About anything that have to brought and what will we do during in there. We felt, we truly had been in there. But, after announcement, we have to disappointed for twice. We were not the winner. Total of youtube viewers is main reason. 

This is about behind the scene....


When dance show

I also don't know, what am I do?

Wita was making over her face to be a shaman

All of the things which used to make video

Our Pose

Almost ready

Students on the night

Go Staedtler


Thank's Very Much To Staedtler

Ehmmmmmmm !!!!


Whereas, just a step again, we would got it all. We got the second winner. While, the first winner.....Ah, never mind. Nothing to be sorry. Anyway, this is just a competition. Just competition!!! Once more, we would like to thanks to all of friends who helped us from beginning until the end. Hopefully, Allah will reply your goodness. Amin. See you later in my next post.



Wassalamualaikum Wr Wb




Lovenandalove :*

Pocari Sweat Heavy Rotation Video Competition - Banana Leaf (Season 2)

Assalamualaikum Wr Wb



Hello Guys,


In this time, I'm going to report about Banana Leaf again. Oke... Let me begin the story.

You know JKT48???




Yah, it is impossible you don't know JKT48 who popular with Heavy Rotation song. Then, you know this commercials??



Yah, it is also impossible you don't know with this. FYI, Banana Leaf still not satisfied with the competition before. Because, It was disappeared without clear information. It made us annoyed. After we saw this commercials, we decided to join this competition. Singapore is a main prize for one group. Besides that, there was another prizes which also made us interested.

We finally made Banana Leaf costumes again. For this time, we addes gunny material to complete our costumes. We also added Pocari Sweat Bottles for headdress. Beside that, we added bottle wrapping papers so that our customes getting unique. We was sure with our uniqueness, we would be the winner. Moreover, we have never gone to Singapore together.


Like Ad Stars
This is our costumes
Our pose... Wouldn't it so unique? Maybe. :)

Nanda, Shadela, Wita

And then, we decided to take video in a studio on Jalan Putri Dara Nante. Yups, you right !!! Koalisi Studio is our choice. On that time, we wanted our video looked better. So, we decided to rent cameramen. We still haven't speciality to take video with a good camera. What a pity!!!

After all of done, we directly went to Koalisi Studio. And of course, we wasn't wearing Banana Leaf costumes but only casual costumes. Finally, we entered in Studio with cameramen. Actually, we truly shamed with his. We imagine that he will laugh as much when took video whilst we was dancing... Ya!!! The same with competition before. We must followed the dance which only around 20 second. Really!!! Although, only 20 second, it made our breath wheezing.

This time to dancing and took video. It really spent well although it took repetition...Now, just a waited until video really has video finished. After waiting for a couple day. A bad news was appearing. Cameramen tell us that all of video file have disappeared. We really shocked about it. It means, we have to repeated all from beginning. Oh God...And, It means, we have to paid studio rental again. Oh, our money have getting thin. And, we have to got shame again in front of his. Who else? We have shy enough with cameramen and guard studio. Finally, our cameramen paid half of studio rental fee. Yah, just a half. We truly disappointed with that moment.

For twice, we danced again. Never mind !!! Perhaps, our dance will be better again. Finally, our video finished... Oh ya !!! I'm forget, we also took video some of  people around the street and some another place. There are banker, Martabak Man, Becak Man, Cleaning Service, etc... You can see our video below.




Oh, ya... Unfortunately, we got lose in this competition. Maybe, our fighting still not enough to get Singapore.... No problem...There's still another competition. Keep Calm, Keep Smile, Keep Your Heart... Loh ???



Wassalamualaikum Wr Wb



Lovenandalove :*